Geger! Mayat Tanpa Identitas Ditemukan di Bawah Jembatan Jalan Jogja-Solo, Misteri Menyelimuti!

Warga di sekitar Jalan Jogja-Solo KM 13, tepatnya di bawah jembatan yang melintasi wilayah Desa Pucangan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, dikejutkan dengan penemuan sesosok mayat pria tanpa identitas. Penemuan pada Rabu pagi, 9 April 2025, sekitar pukul 06.30 WIB ini langsung menyebar dengan cepat dan memicu spekulasi di kalangan masyarakat.

Kronologi Penemuan yang Menggemparkan dan Detail:

Peristiwa bermula ketika seorang warga setempat bernama Bapak Sudarmo (45 tahun), yang berprofesi sebagai pencari barang bekas, hendak menyusuri area sungai yang berada tepat di bawah jembatan Jalan Jogja-Solo KM 13, Desa Pucangan, Kartasura, Sukoharjo. Saat menuruni tebing sungai, Bapak Sudarmo melihat sesosok tubuh tergeletak di antara bebatuan. Awalnya ia mengira boneka, namun setelah mendekat, ia menyadari bahwa itu adalah sesosok mayat manusia.

Kondisi mayat saat ditemukan cukup memprihatinkan. Korban berjenis kelamin laki-laki, diperkirakan berusia antara 25 hingga 35 tahun. Ciri-ciri fisik awal yang terlihat adalah tinggi badan sekitar 165 cm, dengan rambut pendek berwarna hitam. Korban mengenakan kaos berwarna gelap dan celana jeans panjang. Namun, tidak ditemukan identitas apapun di sekitar tubuh korban maupun di pakaian yang dikenakannya.

Luka Misterius dan Langkah Cepat Kepolisian:

Tim Inafis Polres Sukoharjo yang tiba di lokasi penemuan segera melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) secara menyeluruh. Hasil pemeriksaan awal menunjukkan adanya luka lebam di beberapa bagian tubuh korban, serta luka terbuka yang mencurigakan di bagian kepala belakang. Luka-luka ini menimbulkan dugaan kuat bahwa korban meninggal bukan karena sebab alami, melainkan akibat tindak kekerasan.

Kapolsek Kartasura, Kompol Agus Susilo, yang memimpin langsung olah TKP, menyatakan bahwa pihaknya belum bisa menyimpulkan penyebab pasti kematian korban. “Kami menemukan beberapa luka yang perlu pendalaman lebih lanjut.

Kasus penemuan mayat tanpa identitas ini menambah daftar panjang misteri yang perlu dipecahkan oleh aparat kepolisian di wilayah Solo Raya. Masyarakat berharap agar pihak kepolisian dapat segera mengungkap identitas korban dan penyebab kematiannya, serta menangkap pelaku jika terbukti adanya tindak pidana. Autopsi yang akan dilakukan oleh tim forensik diharapkan dapat memberikan titik terang dalam kasus yang menggegerkan ini.

Innalillahi! Balita Tersiram Minyak Panas di Warung Gorengan Jalan Kaliurang Jogja

Kabar duka dan memilukan datang dari Yogyakarta. Seorang balita berusia dua tahun menjadi balita tersiram minyak panas saat menemani orang tuanya yang sedang membeli gorengan di sebuah warung di Jalan Kaliurang KM 5, Sleman. Insiden tragis yang terjadi pada Selasa sore, 8 April 2025, sekitar pukul 17.00 WIB ini menyebabkan balita tersiram minyak tersebut mengalami luka bakar serius dan harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

Menurut keterangan saksi mata di lokasi kejadian, balita malang berinisial AL sedang berdiri di dekat ibunya yang tengah memesan gorengan. Tiba-tiba, tanpa diduga, seorang pembeli lain tidak sengaja menyenggol wajan berisi minyak panas yang sedang digunakan untuk menggoreng. Akibatnya, minyak panas tersebut tumpah dan mengenai tubuh balita tersiram minyak tersebut.

Teriakan histeris ibu korban langsung memecah suasana sore di warung gorengan tersebut. Warga dan pemilik warung segera memberikan pertolongan pertama dan melarikan balita itu ke Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta. Berdasarkan informasi dari pihak rumah sakit pada Rabu pagi, 9 April 2025, korban mengalami luka bakar derajat dua di beberapa bagian tubuh dan masih dalam kondisi kritis. (Data dari Unit Gawat Darurat RS Sardjito mencatat peningkatan kasus luka bakar akibat kecelakaan di rumah tangga maupun tempat umum).

Pihak kepolisian dari Polsek Depok Barat yang menerima laporan kejadian ini segera mendatangi lokasi untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan meminta keterangan dari sejumlah saksi. Meskipun insiden ini murni kecelakaan, pihak kepolisian tetap melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan tidak ada unsur kelalaian yang menyebabkan balita tersiram minyak tersebut.

Tragedi balita tersiram minyak ini menjadi pengingat bagi para orang tua untuk selalu mengawasi anak-anak mereka dengan ketat, terutama di tempat-tempat yang berpotensi bahaya seperti warung makan yang menggunakan kompor dan minyak panas. Selain itu, pemilik usaha juga diharapkan untuk lebih memperhatikan faktor keamanan bagi pengunjung, terutama anak-anak.

Disclaimer: Artikel ini dibuat berdasarkan informasi yang dihimpun oleh tim redaksi per tanggal publikasi. Kondisi korban dapat berubah sewaktu-waktu. Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait insiden ini.

Tragis! Wanita Tewas Diserang Burung Kasuari Peliharaan di Keerom, Papua

Kabar duka menyelimuti Kabupaten Keerom, Papua, setelah seorang wanita dilaporkan tewas akibat serangan burung kasuari peliharaannya sendiri. Insiden tragis ini terjadi pada hari Selasa, 8 April 2025, sekitar pukul 10.00 WIT di sebuah penangkaran burung kasuari milik korban yang berlokasi di Kampung Wonorejo, Arso Kota, Distrik Arso, Kabupaten Keerom.

Korban diketahui bernama Ibu Martina Yali (56 tahun), seorang warga setempat yang telah lama memelihara beberapa ekor burung kasuari di lahan miliknya. Kronologi kejadian bermula ketika Ibu Martina hendak memberikan makan kepada burung-burung kasuarinya di dalam kandang. Diduga, salah satu burung kasuari berukuran besar yang dipeliharanya tiba-tiba menyerang korban dengan cakaran kaki yang kuat dan paruhnya yang tajam.

Menurut keterangan saksi mata, Bapak Yanto (42 tahun), seorang tetangga korban yang sempat melihat kejadian tersebut dari kejauhan, serangan terjadi sangat cepat dan tak terduga. “Saya lihat Ibu Martina masuk ke kandang seperti biasa. Tiba-tiba burung kasuari itu menyerangnya dengan sangat agresif,” ujar Bapak Yanto kepada pihak kepolisian di lokasi kejadian.

Akibat serangan brutal tersebut, Ibu Martina mengalami luka parah di beberapa bagian tubuhnya, terutama di bagian perut dan dada. Warga sekitar yang mendengar teriakan korban segera mendatangi lokasi dan berusaha memberikan pertolongan. Namun, sayangnya, nyawa Ibu Martina tidak dapat diselamatkan dan dinyatakan meninggal dunia di tempat kejadian.

Aparat kepolisian dari Polsek Arso Kota yang menerima laporan mengenai wanita tewas diserang kasuari segera mendatangi lokasi untuk melakukan olah TKP dan mengamankan kasuari yang menyerang korban. Identitas kasuari pelaku penyerangan belum dirilis secara resmi oleh pihak kepolisian.

Kapolsek Arso Kota, Kompol Bambang Suwito, membenarkan adanya insiden tragis tersebut. “Kami telah melakukan olah TKP dan mengamankan seekor burung kasuari yang diduga menyerang korban.

Pemerintah daerah setempat dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Papua juga telah diinformasikan mengenai kejadian ini. Pihak BKSDA kemungkinan akan melakukan evaluasi terhadap izin pemeliharaan satwa liar di wilayah tersebut untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali. Tragedi ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat Kampung Wonorejo.

Mengenal Lebih Dekat Fenomena “Klitih” yang Meresahkan di Yogyakarta

Yogyakarta, kota pelajar yang terkenal dengan keramahan dan budayanya, sayangnya memiliki sisi gelap yang meresahkan masyarakat, yaitu fenomena klitih. Istilah ini merujuk pada aksi kekerasan jalanan yang umumnya dilakukan oleh kelompok remaja pada malam hingga dini hari. Meskipun sering dianggap kenakalan remaja biasa, “klitih” seringkali berujung pada penganiayaan berat hingga hilangnya nyawa korban.

Apa Itu “Klitih”?

Secara etimologi, “klitih” berasal dari bahasa Jawa yang berarti “berkeliling mencari kegiatan di luar rumah”. Namun, dalam konteks negatif yang berkembang di Yogyakarta, istilah ini telah bergeser maknanya menjadi aksi kekerasan jalanan yang dilakukan secara berkelompok oleh remaja dengan tujuan yang tidak jelas, seringkali tanpa motif perampokan atau dendam yang spesifik. Mereka cenderung menyerang korban secara acak di jalanan sepi pada malam atau dini hari.

Ciri-Ciri dan Modus Operandi:

Kelompok “klitih” umumnya terdiri dari pelajar SMP hingga SMA yang bergerak menggunakan sepeda motor secara berboncengan. Mereka seringkali membawa senjata tajam seperti celurit, pedang, atau gear motor yang dimodifikasi. Aksi mereka biasanya terjadi pada malam hingga dini hari, memanfaatkan jalanan yang sepi. Korban seringkali adalah pengendara motor yang melintas sendirian atau berdua. Motif serangan bisa beragam, mulai dari sekadar mencari sensasi, menunjukkan eksistensi kelompok, hingga melakukan penganiayaan tanpa alasan yang jelas.

Dampak Meresahkan bagi Masyarakat:

Fenomena “klitih” telah menimbulkan ketakutan dan keresahan di kalangan masyarakat Yogyakarta. Banyak warga, terutama yang beraktivitas pada malam hari, merasa tidak aman melintas di jalanan.

Upaya Penanggulangan dan Tantangan:

Pihak kepolisian dan pemerintah daerah Yogyakarta terus berupaya menanggulangi fenomena “klitih” melalui berbagai cara, seperti patroli rutin pada jam-jam rawan, sosialisasi ke sekolah-sekolah dan masyarakat, serta penindakan tegas terhadap pelaku yang tertangkap. .

Peran Orang Tua dan Masyarakat:

Selain upaya aparat penegak hukum, peran orang tua dan masyarakat juga sangat penting dalam mencegah dan menanggulangi “klitih”. Pengawasan terhadap aktivitas anak di luar rumah, pendidikan moral dan agama yang kuat, serta penciptaan lingkungan yang positif dan konstruktif bagi remaja diharapkan dapat mengurangi keterlibatan mereka dalam aksi kekerasan jalanan ini.

Putus Asa Terlilit Pinjol, Pria di Jogja Nekat Bobol Rumah Teman Sendiri

YOGYAKARTA – Seorang pemuda berinisial AR (25 tahun) warga Sleman, Yogyakarta, harus berurusan dengan pihak kepolisian setelah nekat melakukan aksi pencurian dengan pemberatan di rumah temannya sendiri. Motif dari tindakan nekat tersebut diduga kuat karena AR pemuda terlilit pinjol dan membutuhkan uang cepat untuk membayar utangnya. Peristiwa pembobolan rumah ini terjadi pada Senin malam, 7 April 2025, sekitar pukul 23.00 WIB di kawasan Condongcatur, Depok, Sleman.

Korban, yang diketahui bernama Bagas (25 tahun), baru menyadari rumahnya dibobol keesokan harinya, Selasa pagi, 8 April 2025, saat hendak beraktivitas. Bagas mendapati jendela belakang rumahnya dalam keadaan rusak dan sejumlah barang berharga seperti laptop, telepon genggam, dan uang tunai raib. Merasa menjadi korban pencurian, Bagas segera melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Depok Timur.

Setelah menerima laporan, Unit Reskrim Polsek Depok Timur segera melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi. Berdasarkan hasil penyelidikan dan petunjuk yang ada, petugas mencurigai seseorang yang dikenal dekat dengan korban. Kecurigaan tersebut mengarah kepada AR, teman dekat korban yang diketahui sedang mengalami kesulitan ekonomi karena pemuda terlilit pinjol.

Kapolsek Depok Timur, Kompol Endar Sakti, melalui пресс-релиз yang dikeluarkan pada Selasa siang, 8 April 2025, membenarkan penangkapan AR terkait kasus pembobolan rumah temannya. “Kami berhasil mengamankan tersangka AR di kediamannya pada Selasa dini hari sekitar pukul 02.30 WIB. Dari hasil interogasi, tersangka mengakui perbuatannya dan motifnya adalah untuk mendapatkan uang karena pemuda terlilit pinjol,” jelas Kompol Endar Sakti.

Lebih lanjut, Kompol Endar Sakti mengungkapkan bahwa tersangka AR sudah merencanakan aksi pencurian tersebut karena mengetahui kebiasaan korban dan kondisi rumahnya. Barang bukti hasil curian juga berhasil diamankan dari tangan tersangka. Pihak kepolisian sangat menyayangkan tindakan nekat tersangka yang justru melakukan tindak pidana untuk mengatasi masalah pemuda terlilit pinjol yang dihadapinya.

Kasus ini menjadi pelajaran penting mengenai dampak negatif dari pinjaman online ilegal yang dapat menjerat seseorang hingga melakukan tindakan kriminal. Pihak kepolisian mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam memilih platform pinjaman online dan tidak mudah tergiur dengan tawaran yang tidak masuk akal. Jika mengalami kesulitan ekonomi, sebaiknya mencari solusi yang lebih aman dan tidak melanggar hukum.

Taman Sari Yogyakarta: Wisata Sejarah dengan Arsitektur Memukau dan Kisah Romantis

Yogyakarta, Selasa, 8 April 2025, pukul 16.00 WIBTaman Sari, atau yang juga dikenal dengan nama Water Castle, adalah salah satu destinasi wisata sejarah yang paling ikonik di Yogyakarta. Terletak tidak jauh dari Kraton Yogyakarta, tepatnya di Kelurahan Patehan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, kompleks ini dulunya merupakan taman istana atau kebun kerajaan milik Kasultanan Yogyakarta. Taman Sari menyimpan banyak peninggalan sejarah dengan arsitektur yang unik dan kisah romantis di baliknya.

Jejak Sejarah dan Fungsi Taman Sari:

Dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono I (1755-1792), Taman Sari memiliki beragam fungsi pada masanya. Selain sebagai tempat rekreasi dan peristirahatan bagi keluarga kerajaan, kompleks ini juga digunakan sebagai tempat pemandian, tempat meditasi, dan bahkan memiliki lorong bawah tanah yang konon digunakan untuk melarikan diri. Arsitekturnya merupakan perpaduan antara gaya Jawa tradisional, Eropa, dan Tiongkok, menciptakan keunikan tersendiri.

Pesona Arsitektur dan Bagian-Bagian Penting:

Taman Sari terdiri dari beberapa bagian penting yang memiliki daya tarik masing-masing:

  • Umbul Pasiraman: Merupakan kompleks pemandian yang dulunya digunakan oleh Sultan dan para selirnya. Arsitekturnya yang indah dengan kolam-kolam bertingkat menjadi daya tarik utama.
  • Gedhong Gandheng: Bangunan bertingkat dua yang dulunya digunakan sebagai tempat peristirahatan Sultan dan keluarganya. Dari sini, Sultan konon dapat mengawasi para selirnya mandi di Umbul Pasiraman.
  • Sumur Gumuling: Sebuah masjid bawah tanah yang unik dengan tangga melingkar di tengahnya. Akustiknya yang baik menjadikannya tempat yang menarik untuk dijelajahi.
  • Lorong Bawah Tanah: Jaringan lorong bawah tanah yang menghubungkan beberapa bagian Taman Sari dan konon memiliki jalur rahasia menuju Kraton dan tempat lainnya.

Taman Sari Yogyakarta bukan hanya sekadar destinasi wisata sejarah, tetapi juga merupakan saksi bisu dari kejayaan dan romantisme masa lalu Kasultanan Yogyakarta. Dengan arsitektur yang memukau dan kisah-kisah menarik yang tersimpan di dalamnya, Taman Sari menawarkan pengalaman wisata yang edukatif dan berkesan bagi setiap pengunjung. Jangan lewatkan kesempatan untuk menjelajahi keindahan dan sejarah yang tersembunyi di Water Castle ini saat Anda berkunjung ke Yogyakarta.

Ulat Gagak, Bentuk dan Manfaat untuk Lingkungan Sekitar

Ulat gagak, atau yang memiliki nama latin Orthomorpha coarctata, seringkali dianggap sebagai hama yang mengganggu. Namun, di balik penampilannya yang mungkin kurang menarik, ulat gagak memiliki peran penting dalam ekosistem. Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang bentuk, karakteristik, dan manfaat ulat gagak bagi lingkungan sekitar.

Bentuk dan Karakteristik Ulat Gagak

  • Bukan Serangga:
    • Meskipun disebut “ulat,” hewan ini sebenarnya adalah arthropoda, bukan serangga. Mereka termasuk dalam kelompok kaki seribu (Myriapoda).
  • Penampilan Fisik:
    • Ulat gagak memiliki tubuh yang panjang dan bersegmen, dengan banyak kaki di setiap segmennya.
    • Warna tubuhnya biasanya gelap, seringkali hitam atau coklat tua.
    • Ketika merasa terancam, mereka akan menggulung tubuhnya dan mengeluarkan cairan berbau tidak sedap sebagai bentuk pertahanan diri.
  • Habitat:
    • Ulat gagak menyukai tempat-tempat yang lembap dan gelap, seperti di bawah batu, kayu lapuk, tumpukan daun, atau kompos.
    • Mereka sering ditemukan di kebun, sawah, atau hutan.

Manfaat Ulat Gagak bagi Lingkungan

  • Pengurai Bahan Organik:
    • Ulat gagak berperan sebagai detritivor, yaitu hewan yang memakan bahan organik yang membusuk.
    • Mereka membantu menguraikan daun-daun mati, kayu lapuk, dan sisa-sisa tumbuhan lainnya, sehingga menghasilkan nutrisi yang penting bagi tanah.
  • Penyubur Tanah:
    • Proses penguraian bahan organik oleh ulat gagak membantu meningkatkan kesuburan tanah.
    • Nutrisi yang dihasilkan dari penguraian tersebut diserap oleh tanah dan dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk tumbuh.
  • Bagian dari Rantai Makanan:
    • Ulat gagak menjadi makanan bagi hewan-hewan lain, seperti burung, laba-laba, dan serangga pemangsa.
    • Mereka berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem.

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan

  • Tidak Berbahaya bagi Manusia:
    • Ulat gagak umumnya tidak berbahaya bagi manusia. Mereka tidak menggigit, menyengat, atau menularkan penyakit.
    • Namun, beberapa jenis kaki seribu dapat mengeluarkan cairan yang mengiritasi kulit jika merasa terancam.
  • Pengendalian Populasi:
    • Jika populasi ulat gagak terlalu banyak dan mengganggu, beberapa langkah pengendalian dapat dilakukan, seperti mengurangi kelembapan di sekitar rumah atau menggunakan insektisida alami.

Meskipun sering dianggap sebagai hama, ulat gagak memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Dengan memahami manfaatnya, kita dapat lebih menghargai keberadaan hewan ini di lingkungan sekitar kita.

Penemuan Kerangka Kuda di Benteng Keraton Jogja Gegerkan Warga

Yogyakarta – Warga Yogyakarta digegerkan dengan penemuan kerangka kuda di area Benteng Keraton Yogyakarta pada hari Rabu, 9 Agustus 2023. Penemuan ini terjadi saat pekerja proyek revitalisasi benteng sedang melakukan penggalian di Jalan Suryomentaraman Wetan, Panembahan, Keraton, Kota Yogyakarta.

Menurut keterangan dari Kasi Humas Polresta Yogyakarta, AKP Timbul Sasana Raharjo, kerangka kuda tersebut ditemukan bercampur dengan kerangka manusia. Kondisi kerangka kuda saat ditemukan sudah sangat rapuh dan hancur saat diangkat.

“Itu infonya gabung sama kerangka kuda. Gabung ada kerangka kuda,” kata Timbul saat dihubungi wartawan.

Timbul menduga bahwa kerangka kuda dan kerangka manusia tersebut sudah berusia sangat lama. Namun, untuk memastikan usia dan penyebab kematian kuda tersebut, pihak kepolisian masih menunggu hasil identifikasi dari Rumah Sakit Bhayangkara Polda DIY.

“Sementara belum ada update (proses identifikasi),” kata Timbul.

Penemuan kerangka kuda ini menambah daftar penemuan benda-benda bersejarah di area Benteng Keraton Yogyakarta. Sebelumnya, pada hari Senin, 7 Agustus 2023, pekerja proyek juga menemukan kerangka manusia di lokasi yang sama.

Penemuan kerangka manusia dan kuda ini menimbulkan berbagai spekulasi di kalangan masyarakat. Ada yang menduga bahwa kerangka tersebut merupakan sisa-sisa dari peristiwa sejarah masa lalu, seperti Perang Geger Sepehi pada tahun 1812.

Namun, ada juga yang menduga bahwa kerangka tersebut merupakan sisa-sisa dari pemakaman kuno. Pasalnya, menurut Ketua RW 14 Kurniawan, tidak sedikit lahan di area dalam benteng yang zaman dahulu merupakan pekarangan dipakai menjadi lokasi pemakaman.

Pihak Keraton Yogyakarta sendiri belum memberikan keterangan resmi terkait penemuan kerangka manusia dan kuda ini. Namun, Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, mengatakan bahwa pihaknya tidak bisa menjelaskan temuan tersebut.

“Itu saya benar-benar nggak bisa njelaske blas (menjelaskan sama sekali),” kata Dian.

Dian menambahkan bahwa penemuan kerangka manusia dan kuda ini masih perlu diteliti lebih mendalam. Pasalnya, Benteng Keraton Yogyakarta memiliki sejarah yang panjang dan kompleks.

Hingga saat ini, penemuan kerangka manusia dan kuda di Benteng Keraton Yogyakarta masih menjadi misteri. Pihak kepolisian dan para ahli masih terus melakukan penelitian untuk mengungkap identitas dan penyebab kematian kerangka tersebut.

Kejati DIY Sita Rp12 Miliar dari Penggelapan Pajak: Upaya Tegas Penegakan Hukum Pajak di Yogyakarta!

Kejaksaan Tinggi Daerah Istimewa Yogyakarta (Kejati DIY) bersama dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP) DIY melakukan penyitaan uang tunai sebesar Rp12 miliar dari PT Purbalaksana Jaya Mandiri, sebuah perusahaan distributor minyak goreng yang berlokasi di Bantul. Penyitaan ini merupakan bagian dari upaya penegakan hukum terhadap kasus penggelapan pajak yang merugikan negara.

Kronologi dan Latar Belakang Kasus

  • Kasus ini melibatkan PT Purbalaksana Jaya Mandiri, yang terbukti melakukan penggelapan pajak.
  • Penyitaan uang tunai Rp12 miliar ini merupakan bagian dari eksekusi pidana denda yang dijatuhkan kepada perusahaan tersebut.
  • Penyitaan ini adalah tindak lanjut dari proses hukum yang menjerat Hellen Purbonegoro, pengusaha distributor minyak goreng yang terlibat dalam kasus perpajakan ini.
  • Putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap, Nomor 241/Pid.Sus/2022/PN.BTL tertanggal 6 Februari 2023, menyatakan bahwa PT Purbalaksana Jaya Mandiri melanggar ketentuan Pasal 39 ayat (1) huruf d Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 1 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. 2

Tindakan Pihak Kejaksaan dan DJP

  • Kejati DIY dan Kanwil DJP DIY bekerja sama dalam melakukan penyitaan aset perusahaan.
  • Penyitaan ini dilakukan untuk memulihkan kerugian pendapatan negara akibat penggelapan pajak.
  • Selain menyita uang tunai, pihak kejaksaan juga menyita sejumlah mata uang asing, dan juga barang mewah seperti perhiasan emas, dan tas bermerk.
  • Seluruh barang sitaan saat ini sedang dalam proses oleh Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Yogyakarta.
  • Setelah proses kasasi selesai, barang-barang tersebut akan dieksekusi dan dikategorikan sebagai pendapatan negara.

Dampak dan Implikasi

  • Penyitaan ini menunjukkan ketegasan aparat penegak hukum dalam menangani kasus penggelapan pajak.
  • Upaya ini diharapkan dapat memberikan efek jera bagi pelaku penggelapan pajak lainnya.
  • Penyitaan ini juga merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan penerimaan pajak dan memulihkan kerugian negara.

Penyitaan uang tunai Rp12 miliar oleh Kejati DIY merupakan langkah tegas dalam penegakan hukum pajak di Yogyakarta. Diharapkan, upaya ini dapat memberikan dampak positif bagi penerimaan pajak negara dan menciptakan keadilan bagi seluruh wajib pajak.

Hendak Sparing Mahasiswa Meninggal Usai Latihan Bela Diri !

Kasus tragis terjadi di Yogyakarta, seorang mahasiswa berinisial IKK (20) meninggal dunia setelah mengikuti latihan bela diri di kampusnya. Kejadian ini menimbulkan duka mendalam bagi keluarga korban dan komunitas mahasiswa di Yogyakarta.

Kronologi Kejadian

  • Pada hari Minggu, 28 April 2024, korban mengikuti latihan bela diri di lingkungan kampusnya.
  • Setelah latihan selesai, korban pulang ke kosnya dan mulai merasa kesakitan.
  • Korban kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.
  • Setelah beberapa hari dirawat, korban dinyatakan meninggal dunia pada hari Rabu, 1 Mei 2024.
  • Dari hasil pemeriksaan, terdapat luka di bagian organ dalam korban yaitu luka di bagian usus halus dan usus besar korban.

Penyelidikan Polisi

  • Polresta Sleman segera melakukan penyelidikan untuk mengungkap penyebab kematian korban.
  • Polisi telah memeriksa sejumlah saksi dan mengumpulkan bukti-bukti.
  • Pelaku yang merupakan Pelatih dari perguruan silat berinisial AF, (22) telah di tetapkan menjadi tersangka dan telah menyerahkan diri ke pihak yang berwajib.
  • Polisi juga melakukan autopsi terhadap jenazah korban untuk mengetahui penyebab pasti kematian.
  • Pihak kepolisian masih belum bisa memastikan, apakah kegiatan latihan bela diri tersebut merupakan agenda resmi dari kampus, dan masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.

Dampak dan Reaksi Masyarakat

  • Kejadian ini menimbulkan duka mendalam bagi keluarga korban dan teman-temannya.
  • Komunitas mahasiswa di Yogyakarta juga merasa kehilangan atas kepergian korban.
  • Masyarakat menuntut agar kasus ini diusut tuntas dan pelaku dihukum sesuai dengan perbuatannya.
  • Kejadian ini juga menjadi peringatan bagi pihak kampus dan penyelenggara kegiatan bela diri untuk lebih memperhatikan aspek keamanan dan keselamatan peserta.

Pentingnya Keamanan dalam Kegiatan Bela Diri

  • Kegiatan bela diri, meskipun bermanfaat untuk kesehatan dan perlindungan diri, memiliki risiko cedera yang tinggi.
  • Penting bagi penyelenggara kegiatan bela diri untuk memastikan bahwa latihan dilakukan dengan aman dan sesuai dengan standar yang berlaku.
  • Peserta latihan juga perlu memahami batasan kemampuan diri dan mengikuti instruksi pelatih dengan baik.
  • Penyelenggara kegiatan bela diri harus menyediakan fasilitas dan peralatan keselamatan yang memadai.
  • Pengawasan yang ketat selama latihan juga diperlukan untuk mencegah terjadinya cedera.

Kejadian ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya keselamatan dalam setiap kegiatan, terutama kegiatan yang memiliki risiko cedera tinggi.

journal.pafibungokab.org

learn.pafipemkotkerinci.org

news.pafipemkotpalopo.org